photography


Rusidah, Fotografer Tanpa Jari dari Purworejo

Rusidah, perempuan fotografer yang tuna daksa dari Purworejo. Foto oleh Nico Wijaya
Rusidah, perempuan fotografer yang tuna daksa dari Purworejo. Foto oleh Nico Wijaya
Memotret tanpa jari, tak terbayangkan sebelumnya. Tapi hari ini, Rabu (14/09) saya menyaksikan Rusidah, perempuan fotografer, memotret dengan keterbatasan diri sebagai tuna daksa. Kenyataan memiliki tangan hanya selengan, tanpa kehadiran jari dan telapak di kedua tangan, tak menghalangi Rusidah menjadi fotografer profesional.
Lahir tahun 1968, Rusidah sudah mulai memotret profesional sejak 1995. Berbekal kamera bantuan pemerintah Kabupaten Purworejo, waktu itu Rusidah memotret dengan kamera film. Jasa fotografi Rusidah terbagi menjadi 2 paket, per foto seharga Rp 5 ribu dan per paket 30 foto ukuran 4R seharga Rp 150 ribu termasuk album.
Hadir di jumpa pers berkaitan dengan Canon Photo Marathon 2011 di Jogja, Rusidah berbagi kisah sebagai perempuan fotografer yang mencari nafkah sepenuhnya dari memotret. Suaminya berprofesi sebagai penjual es putar.
Sekarang Rusidah sudah berbekal kamera digital Canon EOS 550D dan flash Canon Speedlite 430EX II. “Saya mulai motret sejak pakai kamera film. Sudah beberapa merk kamera pernah saya pakai,” papar Rusidah, sembari menunjukkan album-album hasil karyanya. Uang terbanyak diperolehnya dari jasa memotret pada saat karnaval tingkat kampung, selain dari jasa memotret resepsi pernikahan. “Saya ingin punya studio foto,” ungkapnya.
Gayung bersambut seiring bantuan PT Datascrip sebagai distributor kamera Canon di Indonesia. Rusidah memperoleh seperangkat fotografi studio sederhana dan cetak foto. “Bu Rusidah jadi motivasi kita. Semangat pantang menyerah,” ungkap Merry Harun, Direktur Divisi Canon PT Datascrip. Seusai jumpa pers, staf Datascrip menyertai kepulangan Rusidah ke Purworejo untuk memberi pelatihan penggunaan peralatan studio foto dan cetak foto.
Rusidah menjadi teladan, contoh nyata sosok manusia pantang menyerah
















TIPS FOTO SLOW SPEED ( SS )
Mengambil foto tentang jejak cahaya mungkin tampak sulit, tapi ag
ak lebih mudah dari yang diharapkan, dan didasarkan pada banyak trial and error. foto jejak cahaya yang paling umum ditemukan dengan lampu mobil dan lampu ekor, tetapi Anda juga dapat membuat jalur ringan dengan bintang-bintang (jalan bintang) atau cahaya lainnya dalam gerakan.
light trail photography
Foto yang diambil oleh croteau Nadeau Maxime (Klik Image untuk Lihat Lebih Dari croteau Nadeau Maxime)
jalur Light pada dasarnya gambar eksposur panjang yang berlangsung sekitar bergerak sumber cahaya. Tidak banyak Anda perlu dapat mengambil gambar ini, tetapi kamera yang tepat, dan peralatan tambahan dapat membantu, meskipun beberapa tidak diperlukan. Saya akan mulai menjelaskan dasar-dasar.

Untuk tembakan paparan panjang (dasar tutorial ini), Anda akan memerlukan kamera yang memiliki beberapa kendali atas pengaturan eksposur, seperti mengubah kecepatan rana. Beberapa kamera mungkin mengizinkan anda untuk memperlambat kecepatan rana ke bawah, sementara yang lain (seperti DSLR's) akan memungkinkan Anda untuk meninggalkan rana terbuka untuk jumlah tak terbatas waktu sampai Anda secara manual memutuskan untuk menutupnya, yang memungkinkan sebagai banyak cahaya ke dalam kamera sebagai Anda anggap perlu.
Anda juga akan perlu tripod untuk ini, memiliki kamera genggam dengan kecepatan rana lama akan membuatnya hampir mustahil untuk menyusun shot tampak baik, tanpa segala sesuatu yang kabur.Saya telah melakukan eksposur panjang bertumpu sebelumnya, seperti jembatan mengabaikan, dan itu bekerja dengan baik. Anda hanya harus memastikan kamera memiliki gerakan yang minimal selama eksposur.
Dua hal lagi yang benar-benar bisa membantu, tetapi tidak diperlukan, adalah remote shutter release, dan juga hood lensa, yang dapat membantu memblokir sekitarnya cahaya ambient (seperti jika Anda di sekitar kota sekitarnya, atau dengan lampu jalan). Remote membantu sehingga tidak ada goyangan kamera saat menekan tombol rana. Selain itu, menggunakan cermin lock-up (fitur pada kebanyakan DSLR's) juga akan mengurangi goyangan kamera. ujung terakhir saya, yang baik untuk setiap eksposur lama, adalah dengan menggunakan fungsi pengurangan kebisingan jika kamera Anda memiliki itu.
tutorial on light trail photos
"Paparan panjang" ditangkap oleh croteau Nadeau Maxime (Klik Image untuk Lihat Lebih Dari croteau Nadeau Maxime)
Tapi hanya melakukan ini setelah Anda mengetahui waktu shutter yang benar akan Anda gunakan.Pengurangan kebisingan mengambil paparan pertama, yang ditembak, maka itu akan menutup rana, dan mengambil ditembak sama waktunya, dengan gelap gulita, dan memadukan dua tembakan bersama-sama untuk mengurangi kebisingan. Dan alasan Anda ingin menunggu (sampai Anda tahu waktu eksposur yang tepat Anda) sampai Anda mengaktifkan fitur ini, adalah karena jika Anda mengambil paparan panjang dua menit atau lebih, maka itu berarti Anda akan menunggu empat menit sampai tembakan sepenuhnya lengkap. Ambil kata saya untuk itu, itu seperti menonton cat kering.

Untuk contoh kita, mari kita asumsikan kita ingin mengambil jalan panjang paparan cahaya lampu mobil. Anda akan ingin menemukan suatu tempat di mana ada banyak lalu lintas yang bergerak cepat, dan tidak banyak cahaya ambient. Meskipun, saya harus menambahkan, memiliki tanda neon atau pencahayaan lainnya di sisi BISA menambahkan untuk efek sejuk photo.Now, menemukan sebuah perspektif yang baik yang akan menangkap lampu mobil yang lewat, dan setup tripod, kamera, dan bersiap-siap!

Ini adalah tempat coba-coba ikut bermain. Tidak ada yang tepat "sempurna" Pengaturan kamera. Itu semua tergantung pada cahaya sekitar sekitar Anda, seberapa cepat lalu lintas bergerak, dll
  • Pertama-tama, mengatur kamera Anda ke ISO rendah (kecepatan film) pengaturan. Hal ini akan mengurangi jumlah kebisingan di tembakan.
  • Selanjutnya, set aperture Anda (kenaikan angka f-stop anda) dan mengambil gambar menguji dan melihat bagaimana mereka berubah. Ini adalah tempat coba-coba masuk saya biasanya set saya f-stop sekitar 10 atau lebih tinggi, ketika saya memilikinya ditetapkan. Tapi sekali lagi, saya selalu menggunakan modus bohlam.
  • Jika menembak Anda keluar terlalu gelap, meningkatkan aperture Anda (kenaikan angka f-stop anda). Dan jika ditembak Anda terlalu overexposed, mengurangi aperture Anda (Anda lebih rendah f-stop). Aperture akan mempengaruhi kedalaman Anda dari lapangan juga. Perlu diingat, Anda tidak harus tetap menjadi ISO 100 atau 200. Coba semua pengaturan campuran pencocokan yang berbeda dan melihat apa yang terbaik untuk Anda. Apa yang saya lakukan adalah menggunakan modus umbi, yang meninggalkan rana terbuka untuk selama Anda inginkan terbuka, di mana anda menekan tombol rana untuk kedua kalinya untuk menutup rana. Pada DSLR, ini biasanya pada tombol mode, yang ditandai "B". Saya biasanya ditetapkan ISO saya ke 100 atau 200, menggunakan remote, tekan tombol rana, dan tunggu sekitar sepuluh detik, kemudian tutup rana. Saya kemudian melihat menembak saya, dan mengetahui jika ditembak saya terlalu gelap, terlalu terang, dll

Bagian terakhir adalah mendapatkan waktu Anda benar. Anda akan ingin melihat melalui kamera Anda dan tahu di mana foto akan benar-benar dimulai. Hal ini karena Anda ingin memulai menembak Anda sebelum mobil memasuki tembakan. Jika tidak, maka Anda akan memiliki beberapa garis cahaya mulai pertengahan tembakan, keluar dari mana. Kadang-kadang ini tidak dapat dihindari meskipun, dan juga kadang-kadang dapat berubah menjadi dingin. Tapi sebagian besar waktu Anda ingin mengekspos tembakan sebelum mobil memasuki setiap tembakan.
how to take light trail photos
"Vincent Thomas Bridge" ditangkap oleh Thomas Bigger (Klik Image untuk Lihat Lebih Dari Thomas Bigger)

Saya hanya memiliki beberapa tips, dan Anda siap untuk menembak! Pertama, selalu menembak dalam mode RAW (seperti yang Anda selalu harus tetap) sehingga penyesuaian kebanyakan akan mudah diperbaiki di kemudian hari. Berikutnya, Anda mungkin perlu menggunakan fokus manual, karena terkadang sulit untuk fokus dalam gelap gelap gulita. Terakhir, perlu diingat apa perbedaan di f-stop lakukan. Misalnya, Anda mengambil gambar pada f-5.6 di lampu jalan, dan keluar normal. Jika Anda mengambil gambar yang sama dengan f-stop 16 tahun, Anda akan memiliki efek bintang lampu. Hanya sesuatu yang perlu diingat jika Anda memiliki tanda-tanda atau mata pelajaran pencahayaan lainnya di foto Anda.




Photography Tips

1. Pilih Jenis Lensa Benar

Pemilihan lensa (lensa sudut lebar, lensa normal atau jarak lensa), tergantung pada lokasi dan obyek foto Anda. Lensa yang sering digunakan umumnya berkisar antara 28-135mm karena tidak menyebabkan distorsi, terutama ketika pengambilan gambar wajah orang-orang. Untuk peralatan studio, menggunakan lensa normal 50mm. Karena studio tidak berubah jarak dan kamera dapat digeser ke belakang dan sebagainya. lensa normal juga tidak banyak berubah, dan sesuai dengan kenyataan yang Anda lihat. Panjang lensa (tele) jarang digunakan, kecuali untuk olahraga menembak dan hewan.

2. Pilih Shutter Speed

kecepatan normal untuk pemotretan objek yang tidak bergerak adalah yang kedua 1 / 60. Untuk kecepatan di bawah 1,60 detik, kamera cenderung untuk menjabat tangan Anda karena getaran, maka Anda harus menggunakan tripod. Kecepatan di bawah 1 / 60 biasanya digunakan untuk pemotretan interior atau suasana untuk menangkap lampu malam (suasana menjadi hidup). Bila Anda menggunakan lensa tele, Anda dapat menggunakan kecepatan tinggi (di atas 1 / 1250)

3. Pilih Waktu yang Tepat untuk Shooting

Pengenalan waktu eksposur di Indonesia lebih mudah daripada negara beriklim karena di Indonesia waktu untuk matahari terbit dan terbenam adalah sama sepanjang tahun. Matahari terbit jam 6 pagi dan matahari terbenam pukul 6 sore. Dari analisis posisi ketiga pergeseran matahari dari terbit sampai terbenam adalah waktu yang baik luar penembakan adalah antara pukul 80-10 pagi dan jam 3-5 sore.Pada saat itu dapat dipastikan ciaca kondisi cerah, kuning ke arah matahari dan membuat bayangan pasti.

4. Lihat Arah Sunlight.

Arah datangnya bayangan matahari mempengaruhi terbentuk. Arah sinar matahari adalah sekitar 45 ° baik kanan atau sisi kiri karena dapat memberi efek dimensi. Sinar matahari datang langsung di depan objek akan cenderung membuat objek datar. Sementara itu, sinar yang datang tepat di sebelah objek akan baik untuk pemotretan tekstur kasar.

5. Lihat Latar Belakang

Posisi dari model yang berhubungan dengan latar belakang yang akan difoto. Latar belakang dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu polos, bentuk geometris, atau bentuk bahan organik. Biasanya latar belakang putih polos, seperti dinding atau dinding warna. Jika penembakan itu dilakukan di lingkungan perkotaan, Anda dapat menemukan jendela, pagar, pintu dan jendela, umumnya memiliki latar belakang dalam bentuk geometris, seperti garis-garis dan kotak. latar belakang Organik adalah bentuk yang tidak memiliki garis yang jelas, seperti ombak pantai dan awan.

6. Posisi Tinggi Kamera

Tinggi posisi kamera sangat penting bagi kamera untuk mendapatkan perspektif yang tepat. Apabila Anda mengambil gambar orang berdiri, tinggi posisi kamera tidak boleh lebih tinggi dari ketinggian mata.Jika ketinggian dari orang yang Anda potret lebih pendek dari Anda, seperti anak kecil, Anda harus posisi berjongkok setinggi orang itu. Ketika Anda memotret pemandangan, Anda harus berdiri karena garis horizon akan berada di bawah garis tengah view finder Anda. Jika Anda posisi jongkok garis horizon akan di tengah.

7. Sertakan latar depan

Dalam shooting lanskap, interior dan arsitektur, latar depan harus dipertimbangkan. Rumput, jalan raya, sawah, dapat digunakan untuk menjadi latar depan untuk shooting pemandangan, sedangkan interior bisa menggunakan kursi dan meja.

8. Gunakan flash

Shooting pada hari yang cerah, bayangan yang akan diperoleh akan terlihat sangat tegas, seperti bayangan dari kelopak mata dan hidung. Untuk mengurangi kontras gambar yang tidak diinginkan, gunakan lampu kilat. Menembak orang dengan latar belakang akan menghasilkan foto siluet matahari terbenam karena bayangan akan jatuh pada wajah. Gunakan flash untuk mengurangi bayangan.

9. Gunakan Scene Mode

Beberapa kamera memiliki mode scene. Gunakan mode scene jika Anda tidak mengetahui pengaturan ISO, white balance, aperture, atau kecepatan rana harus digunakan sesuai dengan kondisi tertentu.

10. Continuous menembak

Untuk mendapatkan gambar yang sempurna, mengambil gambar sebanyak mungkin bahkan jika objek adalah sama dan dari sudut pandang yang berbeda (Continuous Shoot). Dari banyak gambar, harus ada beberapa yang terbaik.

11. Hati-hati memindahkan file dari kamera

Photo nama file yang dicetak oleh kamera, jika kartu memori kosong, file gambar tersebut cenderung sama seperti yang kita pernah pindah ke komputer. Oleh karena itu, berhati-hatilah ketika memindahkan file dari kamera ke komputer. Jangan biarkan foto-foto yang telah tersimpan pada komputer dipengaruhi oleh foto baru karena kita menyimpan nama file yang sama sehingga foto-foto lama secara otomatis akan hilang. Dengan demikian, hal yang perlu diperhatikan adalah digunakan untuk membuat folder baru setiap kali transfer file gambar baru. Jika sudah pasti semua gambar yang disimpan pada komputer Anda, maka Anda melakukan format kartu memori langsung dari kamera.

12. Memilih Kamera

Jika saat ini Anda ingin membeli kamera baru, hal mendasar yang harus diperhatikan adalah bahwa karakteristik kebutuhan Anda dan jumlah dana yang tersedia. Definisi karakteristik permintaan, yaitu bagaimana Anda harus memiliki kamera ini, seberapa sering Anda mengambil gambar, atau seberapa sering difoto situasi yang anda hadapi. Dengan mempertimbangkan karakteristik kebutuhan tersebut, maka kita memilih fitur yang diinginkan seperti dimensi yang besar, berat, ukuran resolusi, panjang focal lensa, jenis baterai, kekuatan flash, adegan fasilitas mode, dan lain-lain. Mengatur fitur ini ke dalam skala prioritas dan mengatur dana anggaran.







Tips Memotret Bunga

Foto bunga adalah salah satu proyek foto yang sangat populer bagi pemilik kamera, apalagi bagi pemilik kamera baru, foto bunga hampir selalu wajib dicoba. Mari kita bahas beberapa tips memotret bunga supaya hasil foto anda nantinya dipuji teman-teman :) .
1. Jangan memaksakan harus ke taman
Kalau anda tinggal di daerah dataran tinggi atau pedesaan yang relatif banyak “koleksi” tanaman bunga dimana-mana, maka anda cukup beruntung. Sialnya adalah bila anda tinggal di kota yang cukup urban. Untungnya ada profesi yang namanya florist alias si tukang bunga. Carilah florist terdekat dan belilah bunga darinya. Memang jadi ada tambahan biaya tapi dijamin anda bisa memilih jenis dan kualitas bunga yang sesuai keinginan.
2. Jangan memotret bunga dari atas
Kenapa jangan dari atas? karena nantinya akan kelihatan biasa-biasa saja. Cobalah potret dari samping, atau malah dari bawah sekalian seperti foto diatas. Menarik bukan? Cobalah bereksperimen dengan beragam sudut pemotretan, jangan takut mencoba!
3. Basahi bunga atau potretlah setelah hujan
Bunga yang basah atau berembun memiliki keistimewaan tersendiri bagi mata yang melihatnya. Untuk memotret bunga dalam kondisi basah, anda bisa menunggunya setelah hujan atau memotretnya pagi-pagi sekali setelah malam yang berembun. Jika dua kondisi ideal ini tidak terpenuhi, anda toh bisa membasahinya sendiri. Gunakan semprotan bunga dari jarak yang agak jauh dan kalau bisa aturlah agar butiran airnya selembut mungkin supaya tekstur air yang menempel di bunga lembut dan kelihatan alami.
4. Aturlah agar background nyambung dan seirama
Niatan anda memotret bunga adalah untuk menangkap keindahan mereka, untuk itu pastikan obyek utama (bunga) tetap menonjol keindahannya dan tidak dicemari background yang kurang seirama atau terlalu sibuk. Lakukan segala upaya agar anda memperoleh background yang oke: ganti sudut pemotretan, singkirkan background yang mengganggu, pilih aperture besar supaya background jadi blur, atau lakukan pemrosesan menggunakan photoshop untuk membuat background terasa lebih pas.
5. Potretlah secara close-up
Untuk memotret bunga secara close-up anda bisa melakukannya dengan cara: zoom lensa anda sampai maksimum, atau gunakanlah filter close-up, atau kalau anda punya kamera SLR maka anda bisa menggunakan lensa makro. Memotret bunga secara close up membantu membuat background semakin blur dan juga meningkatkan detail yang tertangkap kamera sehingga hasilnya lebih menonjol.
6. Untuk foto super close-up lakukan di dalam ruangan
Foto bunga super close-up menggunakan lensa makro atau filter close-up seperti foto diatas, jika anda melakukanya di luar ruangan maka anda harus menghadapi beberapa tantangan, salah satu yang paling sulit adalah angin. Foto bunga super close-up memiliki jarak fokus yang sangat tipis, jadi begitu angin bertiup dan bunga anda sedikit bergerak saja sudah mengubah titik fokus. Untuk itu, kalau anda bisa membawa bunganya kedalam ruangan supaya resiko tiupan angin hilang maka pekerjaan akan jauh lebih mudah. Selain itu, kita akan lebih mudah mengontrol background (misalnya gunakan kertas atau kain yang warnya sesuai keinginan anda) dan pencahayaan (misalnya gunakan cahaya dari jendela serta beberapa kertas manila sebagai reflektor). Gunakan manual fokus dan gunakan aperture sekecil-kecilnya (f/x; dimana x diset di angka yang terbesar misal f/22 atau f/16) – baca lebih jauh tentang aperture, serta gunakan tripod untuk membantu mengkomposisi foto.






20 Tips Komposisi Agar Foto Makin Keren

Komposisi dalam bidang seni apapun adalah ibarat selera akan makanan, semua kembali ke preferensi  masing-masing. Namun begitu, ada beberapa panduan tertentu yang tak lekang waktu dan ikut di amini oleh mayoritas pelaku.
Duapuluh tips singkat komposisi untuk fotografi berikut disarikan dari beragam sumber tulisan serta buku fotografi dan semoga pembaca bisa menambah atau menguranginya dengan mengisi komentar di akhir tulisan. Isinya bukan aturan tapi panduan, karena sekali lagi komposisi adalah masalah selera.
  • Tarik perhatian ke arah subyek utama dalam foto. Manfaatkan warna, bentuk, cahaya ataugaris supaya foto tampak kuat dan menyedot perhatian2918681424_4ebd1a42dc_m
  • Sederhana, makin sederhana susunan foto anda makin kuat kesan yang ditimbulkan853806749_b775c85369
  • Kurangi elemen yang tidak seirama. Jika menurut anda ada elemen tertentu yang merusak irama dan keharmonisan foto, singkirkan – tutupi – atau pindahkan sudut pemotretan supaya elemen tersebut hilangistock_000009494535small
  • Penuhi seluruh isi frame dengan obyek utama. Kadang foto yang kuat kesannya adalah foto yang tanpa background sama sekaliistock_000010211189xsmall
  • Jangan biarkan ruang kosong mendominasi foto3909629229_bce2a169b5_m
  • Cek daerah disekitar garis frame, jangan biarkan ada tangan, kaki atau bagian penting obyek terpotong tanpa alasan kuat
  • Maksimalkan penggunaan point of view (titik pandang) yang menarik, jangan melulu memotret dari depan subyekistock_000003706484xsmall
  • Jangan lupa rule of third. Tarik garis imajiner yang membagi foto menjadi 9 bagian sama besar. Tempatkan obyek utama di persimpangan garis-garisnya2958127042_a5f79e9b29_o
  • Saat memotret orang, usahakan selalu agar mata berada diatas garis tengah fotoistock_000003558969xsmall
  • Bagian paling terang dalam foto adalah bagian yang paling menyedot perhatian mata. Taruh obyek utama disanaSandcastle on Morro Strand State Beach, with Morro Rock visible in background, after sunset 24 Aug 2009
  • Background lah yang memperkuat kesan. Jadi jangan biarkan background mematikan obyek utama. Baca lebih jauh tentang background disini.2985066755_a23e402f28_m
  • Memotret secara horisontal memperkuat kesan lebar dan secara vertikal memperkuat kesan tinggi
  • Tajamkan mata untuk mengenali pola yang berulang, manfaatkan 22348414_9769281ba9_m
  • Tajamkan mata untuk mengenali pola simetri, manfaatkan350058516_10387c7459_m
  • Leading line dan kurva-S selalu menyenangkan dilihatistock_000011126150xsmall
  • Untuk memotret anak-anak, jongkoklah. Sejajarkan kamera dengan mata mereka
    DSC_3897b
  • Hindari menaruh titik perhatian tepat ditengah-tengah foto
  • Hindari meletakkan garis horison tepat di tengah foto, usahakan horison ada di sepertiga atas atau bawah
    Delineated
  • Jangan biarkan garis horison menabrak bagian obyek yang penting
  • Cek, cek dan cek lagi sesaat sebelum memencet shutter. Pastikan apa yang tampak di viewfinder sesuai keinginan anda
    Hydrant
Baca juga: Elemen Komposisi Dalam Fotografi: GarisBentukPola.





Tips Memotret Kembang Api

Setiap kali terjadi momen pergantian tahun atau hari perayaan lainnya, kita mendapati penyelenggaraan pesta kembang api. Dan anda sebagai penggemar fotografi pasti tidak akan melewatkan kesempatan memotret kembang api. Foto kembang api yang indah bisa sangat membanggakan bagi pemotretnya hingga bisa dipamerkan kepada siapapun.
3689570376_ea3324d333.jpg
Namun memotret kembang api tidaklah semudah dibayangkan. Ingin menghasilkan foto kembang api yang dahsyat? berikut beberapa tips-nya:

Jangan Menebak Arah Kembang Api

Salah satu kesulitan utama memotret kembang api adalah karena arah munculnya susah ditebak, karena itu jangan menebaknya. Cukup arahkan lensa dan set zoom anda supaya bisa menyapu area yang cukup luas (lensa zoom standar cukup ideal dipakai pada kondisi ini). Dengan begitu, dimanapun munculnya kembang anda bisa memotretnya dengan baik. Baru setelah anda mengeditnya di komputer, kita bisa crop foto sesuai selera, apakah mau crop sempit hanya di ujung kembangnya saja ataukah luas mencakup area sekelilingnya.
Jangan lupa lihat juga 10 Foto Kembang Api Inspiratif.

Tripod Wajib Dipakai

Sehebat apapun tangan anda menjaga kestabilan kamera, akan sangat sulit menghasilkan foto kembang api yang tajam dan tidak berbayang. Anda wajib membawa tripod jika menginginkan foto kembang api yang layak dipajang di ruang tamu atau di upload di komunitas foto. Selain tripod standar yang agak merepotkan, anda juga bisa memanfaatkan Gorillapod. Selain tripod, jika anda memiliki shutter release (baik kabel maupun wireless) bawa dan pakailah. Dengan shutter release, mata anda akan bisa bebas mengawasi langit sehingga kemungkinan anda memperoleh momen yang pas lebih besar.

Gunakan Resolusi Terbesar Kamera

Gunakan ukuran foto terbesar yang bisa dihasilkan kamera anda. Set ukuran file Large dikamera anda (Contoh untuk kamera 12 MPx ukuran large adalah: 4288 x 2848 piksel). Hal ini untuk mendukung tujuan dari tips ke-2 diatas, jadi ketika anda meng-crop foto, hasil foto yang sudah dipotong masih cukup bagus untuk dicetak ukuran besar. Lebih ideal lagi jika kamera memiliki fitur RAW, manfaatkanlah. Jangan lupa gunakan ISO rendah 100 atau 200 agar noise terjaga.

Matikan Autofokus

Karena arah munculnya lumayan acak dengan gerakan yang cukup cepat ditambah kondisi minim cahaya, autofokus kamera akan keteteran. Untuk itu matikan autofokus dan gunakan fokus manual, caranya: saat masih di mode autofokus cari bangunan atau obyek dengan jarak yang kira-kira sama dengan munculnya kembang api, fokuskan ke sana lalu kunci, setelah itu matikan autokus kamera dan berganti ke manual focusing. Cara paling mudah adalah di manual fokus, set fokus lensa di infinity. Satu lagi, jangan lupa saat anda mengubah zoom lensa, set fokus yang baru)

Matikan Flash

Flash dikamera anda tidak akan berguna sama sekali saat pemotretan kembang api karena jangkauannya yang pendek dan bahkan bisa memperburuk foto karena menerangi daerah yang tidak perlu, karena itu matikan.

Tips Setting Eksposur

Lebih baik gunakan mode manual eksposur, dan untuk kondisi pemotretan kembang api pada umumnya, pakai setting eksposur berikut: Kecepatan kembang api normal: Aperture F/16 -  Shutter 2 detik dan ISO 100 atau Aperture: f/14 – shutter 2 detik dan ISO 200; Kembang api rentetan cepat: Aperture: f/18 – Shutter 1.25 detik dan ISO 100
Tentu saja anda bisa bebas merubah setting sesuai selera jika mau, ini hanya sekedar saran. Tips: Jika anda mengikutkan bagian bangunan, ukur eksposur dibangunan tadi lalu ubah sedikit di under.

Memotretlah Sebanyak – banyaknya

Ya, karena anda tidak perlu membeli film, jangan batasi diri, bidik dan jepret sebanyak yang anda mau. Makin banyak anda jepret, paling tidak makin banyak foto bagus yang bisa didapat. Jangan malu kalau terlihat heboh sendiri, kalau hasilnya bagus malunya terbayar lunas
foto oleh: Bob Jagendorf







Tips foto: bagaimana cara memotret siluet
foto siluet nelayanSiluet adalah foto dengan obyek utama gelap total dengan background yang terang, sehingga yang terlihat adalah bentuk dari obyek utama tadi. Memotret siluet tidaklah sesulit yang dibayangkan, asal anda tahu langkah-langkah dan tips-nya. Silahkan:

Matikan Flash

Yang pertama dan terpenting adalah flash di kamera harus dimatikan, kalau tidak anda akan mendapatkan foto biasa (karena obyek utama-nya tidak jadi gelap). Jadi matikan flash dikamera anda

Cari kondisi pencahayaan yang tepat (backlight)

Untuk menghasilkan siluet, background anda harus lebih terang dibandingkan dengan obyek utama. Itulah kenapa kebanyakan foto siluet dilakukan saat sunset atau sunrise, dimana matahari (sumber cahaya) ada di belakang obyek yang ingin anda foto (backlighting). Tapi jangan batasi diri, foto siluet bisa dihasilkan kapan saja, pada intinya anda hanya harus menemukan background yang lebih terang dibandingkan obyek utama.

Carilah obyek yang bentuknya menarik

Foto siluet akan sangat menonjolkan bentuk obyek utama, oleh karena itu carilah obyek dengan bentuk yang menarik dan memiliki karakter kuat. Perhatikan foto diatas, karena obyek utama (pencari ikan) kehilangan detail dan menjadi sangat gelap, bentuknya justru akan lebih terekspos. Kita bisa melihat dengan jelas batas-batas lekukan bentuk tubuh si nelayan, bentuk jaring dan bingkainya sampai tetesan air yang keluar dari jaring. Anda juga bisa mencoba dengan obyek lainnya.

Carilah background yang tepat

Untuk mendapat siluet anda harus menemukan background yang lebih terang. Usahakan juga untuk mendapatkan background yang menarik namun juga tidak ramai sehingga obyek utama terlihat sangat menonjol. Langit dan pantai adalah contoh favorit.

Ukur eksposur dengan tepat (manual/ auto)

Sebisa mungkin gunakanlah mode manual eskposur. Set metering di spot metering. Lakukan pengukuran di daerah background yang paling terang. Dalam contoh foto diatas saya mengukur cahaya langit diatas helm. Ubahlah kombinasi aperture dan shutter speed sesuai dengan hasil metering anda, terutama pada aperture pastikan anda set sesuai keinginan anda (aperture besar untuk background yang agak kabur dan aperture kecil untuk background yang tajam). Setelah anda menentukan aperture dan shutter speed yang dipilih, arahkan kamera ke obyek utama. Aturlah h3 yang terbaik dan tentukan fokus di obyek utama, baru kemudian jepret….
Jika anda tidak bisa menggunakan mode manual, gunakanlah mode auto. Arahkan kamera ke area paling terang, dalam contoh diatas adalah ke langit diatas si pencari ikan, pencetlah setengah shutter anda (jangan pencet penuh) lalu tahan shutter jangan dilepas. Lalu arahkan kamera ke obyek utama anda baru kemudian jepret….

Jangan takut mencoba

Cobalah kombinasi aperture dan shutter speed yang berbeda jika anda gagal di kesempatan pertama. Cobalah juga bereksperimen dengan obyek dan lingkungan anda, jangan hanya terpaku pada sunset dan sunrise, karena foto siluet bisa dihasilkan dimanapun (silahkan lihat juga 8 contoh foto siluet kreatif ini).
Oke selamat mencoba!!







10 Tips Memotret Sunset Dan Sunrise

Memotret sunset dan sunrise adalah salah satu dari sekian banyak ”foto wajib“ yang harus dilakukan oleh seorang penggemar fotografi. Kalau anda sudah pernah mencoba memotret sunset atau sunrise tetapi kurang puas dengan hasilnya, silahkan coba tips berikut ini supaya foto sunset dan sunrise bertambah baik:
1903863438_9b75d75043.jpg

Lakukan Persiapan Sebaik-baiknya

Sunset dan sunrise hanya berlangsung sekitar setengah jam. Untuk itu kita harus melakukan persiapan matang sebelumnya. Pastikan datang lebih awal dan pastikan anda sudah tahu dari  titik sebelah mana anda akan memotret. Agar komposisi akhir foto keren, lakukan observasi tempat sebelumnya. Untuk memastikan anda tidak terlambat , usahakan anda tahu jam berapa sunset atau sunrise akan tiba (karena jam sunset / sunrise berbeda dari lokasi ke lokasi).  Juga pastikan peralatan sudah siap: kamera – lensa – tripod (jika ada) serta aksesoris lainnya sudah terpasang & disetel dengan baik, sehingga saatnya tiba kita bisa sibuk memotret bukan sibuk mengeset alat. Baca lagi tips tentang komposisi.
3668234881_617c98d933.jpg

Jangan Kecewa Karena Mendung

Karena anda sudah bersusah – payah mendatangi lokasi yang jauh dan sulit, jangan kecewa kalau mendadak mendung tiba. Maksimalkan kreatifitas anda saat langit tertutup mendung. Langit mendung bukan halangan menghasilkan foto indah saat sunrise dan sunset. Cari tahu obyek apa saja yang menarik untuk difoto saat mendung atau hujan.

Jangan Terpaku Pada Wide Angle

Memotret sunset dan sunrise menggunakan lensa sudut lebar (wide angle) merupakan hal yang biasa, namun jangan terpaku hanya menggunakan lensa tersebut (kalau anda memang punya pilihan lain). Manfaatkan rentang lensa yang lain, misalnya lensa tele.
2595728993_82326e6229.jpg

Maksimalkan Siluet

Hal yang menambah daya tarik foto sunset dan sunrise adalah siluet. Siluet memberi kesan yang kuat serta memberi cerita dalam foto anda, apalagi jika anda memotret sunset atau sunrise di lokasi yang memiliki identitas kuat. Baca juga tips memotret siluet.

Bawalah Tripod

Jika anda ingin memanfaatkan teknik long shutter – membuat HDR atau panorama: tripod wajib dibawa

Gunakan Manual Focus

Karena sunset dan sunrise memiliki kualitas cahaya yang lumayan ekstrim, kadang kamera akan kesulitan menemukan fokus jika anda menggunakan mode auto focus, segera ganti ke mode manual sehingga kita tidak menyia-nyiakan waktu menunggu kamera menemukan titik fokus.
183916459_c501884355.jpg

Gunakan Preset White Balance Cloudy

Ubahlah setting white balance anda ke cloudy (biasanya dilambangkan dengan ikon mendung). Setting white balance ini akan membuat foto sunset atau sunrise lebih hangat dan warnanya lebih “menggigit”, dibandingkan kalau menggunakan setting white balance auto. Atau jika anda suka bereksperimen, cobalah setting white balance lainnya. Apa itu white balance?

Gunakan Spot Metering (SLR dan Prosumer) atau Sunset Scene (Untuk Kamera Saku)

Untuk memperoleh eksposur yang tepat, gunakan mode metering spot jika anda memiliki kamera SLR dan prosumer, atau gunakan mode scene sunset/ sunrise jika anda menggunakan kamera saku pemula. Untuk pengukuran menggunakan spot meter, arahkan titik fokus ke area sekitar matahari (jangan tepat di matahari – nya lalu lakukan metering dengan memencet separuh shutter, lalu kunci eksposur anda. Untuk kamera saku (dengan mode scene), tinggal arahkan dan jepret. Pahami mode pengoperasian kamera digital.
380260645_8cc03aa912.jpg

Jangan Berhenti Ketika Sunset Lewat

Saat memotret sunset, jangan kemasi kamera anda hanya karena matahari sudah melewati garis horison. Bertahanlah sebentar lagi, karena cahaya sesaat setelah sunset adalah salah satu cahaya paling indah yang dikeluarkan alam. Begitu juga dengan sunrise, jangan datang terlalu mepet dengan waktu matahari terbit. Cahaya sesaat sebelum sunrise adalah salah satu yang paling indah

Berdoalah Agar Alam Berpihak Pada Anda

Anda sudah jauh – jauh datang ke pantai terpencil (atau gunung), menyiapkan alarm untuk bangun jam 4 pagi dan sudah menata semua peralatan agar siap memotret, namun tiba – tiba hujan tiba. Ya apadaya, memotret di alam terbuka memang membutuhkan keberuntungan dan kesabaran, kenapa kesabaran? karena anda bisa mencoba lagi esok hari :)







Memahami Shutter Speed

Secara definisi, shutter speed adalah rentang waktu saat shutter di kamera anda terbuka. Secara lebih mudah, shutter speed berarti waktu dimana sensor kita ‘melihat’ subyek yang akan kita foto. Gampangnya shutter speed adalah waktu antara kita memencet tombol shutter di kamera sampai tombol ini kembali ke posisi semula.
Supaya mudah, kita terjemahkan konsep ini dalam beberapa penggunaannya di kamera:
  • Setting shutter speed sebesar 500 dalam kamera anda berarti rentang waktu sebanyak 1/500 (seperlimaratus) detik. Ya, sesingkat dan sekilat itu. Sementara untuk waktu eksposur sebanyak 30 detik, anda akan melihat tulisan seperti ini: 30’’
  • Setting shutter speed di kamera anda biasanya dalam kelipatan 2, jadi kita akan melihat deretan seperti ini: 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30 dst. Kini hampir semua kamera juga mengijinkan setting 1/3 stop, jadi kurang lebih pergerakan shutter speed yang lebih rapat; 1/500, 1/400, 1/320, 1/250, 1/200, 1/160 … dst.
  • Untuk menghasilkan foto yang tajam, gunakan shutter speed yang aman. Aturan aman dalam kebanyakan kondisi adalah setting shutter speed 1/60 atau lebih cepat, sehingga foto yang dihasilkan akan tajam dan aman dari hasil foto yang berbayang (blur/ tidak fokus). Kita bisa mengakali batas aman ini dengan tripod atau menggunakan fitur Image Stabilization (dibahas dalam posting mendatang)
  • Batas shutter speed yang aman lainnya adalah: shutter speed kita harus lebih besar dari panjang lensa kita. Jadi kalau kita memakai lensa 50mm, gunakan shutter minimal 1/60 detik. Jika kita memakai lensa 17mm, gunakan shutter speed 1/30 det.
  • Shutter speed untuk membekukan gerakan. Gunakan shutter speed setinggi mungkin yang bisa dicapai untuk membekukan gerakan. Semakin cepat obyek bergerak yang ingin kita bekukan dalam foto, akan semakin cepat shutter speed yang dibutuhkan. Untuk membekukan gerakan burung yang terbang misalnya, gunakan mode Shutter Priority dan set shutter speed di angka 1/1000 detik (idealnya ISO diset ke opsi auto) supaya hasilnya tajam. Kalau anda perhatikan, fotografer olahraga sangat mengidolakan mode S/Tv ini.
  • Blur yang disengaja – shutter speed untuk menunjukkan efek gerakan. Ketika memotret benda bergerak, kita bisa secara sengaja melambatkan shutter speed kita untuk menunjukkan efek pergerakan. Pastikan anda mengikutkan minimal satu obyek diam sebagai jangkar foto tersebut. Coba perhatikan foto dibawah:








Memahami Aperture & Depth of Field

Definisi aperture adalah ukuran seberapa besar lensa terbuka (bukaan lensa) saat kita mengambil foto.
Saat kita memencet tombol shutter, lubang di depan sensor kamera kita akan membuka, nah setting aperture-lah yang menentukan seberapa besar lubang ini terbuka. Semakin besar lubang terbuka, makin banyak jumlah cahaya yang akan masuk terbaca oleh sensor.
apertureAperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan f-stop. Sering kita membaca istilah bukaan/aperture 5.6, dalam bahasa fotografi yang lebih resmi bisa dinyatakan sebagai f/5.6. Seperti diungkap diatas, fungsi utama aperture adalah sebagai pengendali seberapa besar lubang didepan sensor terbuka. Semakin kecil angka f-stop berarti semakin besar lubang ini terbuka (dan semakin banyak volume cahaya yang masuk) serta sebaliknya, semakin besar angka f-stop semakin kecil lubang terbuka.
apertureJadi dalam kenyataannya, setting aperture f/2.8 berarti bukaan yang jauh lebih besar dibandingkaan setting f/22 misalnya (anda akan sering menemukan istilah fully open jika mendengar obrolan fotografer). Jadi bukaan lebar berarti makin kecil angka f-nya dan bukaan sempit berarti makin besar angka f-nya.
Depth of Field
Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. Depth of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek foto (dari obyek terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.
PICT0235_mdUntuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan setting aperture yang kecil, misalkan f-22 (makin kecil aperture makin luas jarak fokus) – lihat contoh foto diatas. Sementara untuk mendapat DOF yang sempit, gunakan aperture sebesar mungkin, misal f/2.8 – lihat contoh foto dibawah.
PICT0236_mdKonsep Depth of Field ini akan banyak berguna terutama dalam fotografi portrait dan fotografi makro, namun sebenarnya semua spesialisasi akan membutuhkannya.







5 Pertimbangan Sebelum Membeli Kamera SLR

Memilih kamera SLR digital yang tepat adalah urusan pelik tersendiri dengan banjirnya merk dan tipe kamera di pasar. Saat ini (Nov 2009) paling tidak ada 10 perusahaan pembuat kamera (Canon, Fujifilm, Leica, Nikon, Olympus, Panasonic, Pentax, Samsung, Sigma, dan Sony) dan total sekitar 40 jenis SLR.
Kami akan coba mengurai beberapa faktor non-teknis yang patut di pertimbangkan sebelum menentukan pilihan kamera SLR yang akan dibeli:

Jika ayah saya memberi warisan lensa

Ya, jika ayah anda memberi warisan lensa dari era film, ini bisa mengubah keputusan. Beberapa kamera SLR digital saat ini tetap kompatibel dengan lensa pada era kamera autofokus film. SLR digital merek Canon, Nikon, Pentax dan Minolta (sekarang Sony) akan kompatibel dengan lensa yang diperuntukkan untuk kamera SLR autofokus mereka di jaman film. Bawalah lensa tua tadi ke toko kamera untuk memastikan kompabilitas dengan kamera yang akan dibeli.
kameraslr_thumb.jpg

Kamera apakah yang sering dipakai teman – teman?

Kamera yang sering dipakai teman – teman juga bisa mempengaruhi keputusan kita. Jika teman-teman banyak memakai Canon, misalnya, belilah Canon. Jika mereka memakai Nikon, belilah Nikon. Ini akan memudahkan kita dalam kasus “meminjam lensa gratis.” Sebuah trik dasar yang layak dicoba, namun lebih baik jika istilah-nya diganti menjadi “saling bertukar lensa.” Jadi kita tidak modal dengkul saja.

Kemudahan dalam servis dan purna jual

Usahakan sebisa mungkin anda membeli kamera dari toko lokal di kota anda, kalaupun tidak usahakan membeli dari kota terdekat. Saat kamera butuh diservis atau di bersihkan sensornya misalnya, pelayanan akan lebih cepat dibandingkan harus mengirimkannya via paket dsb. Di samping itu, kita mungkin diperbolehkan meminjam gratis kamera cadangan yang disediakan toko selama kamera diservis (karena servis kamera biasanya butuh waktu yang cukup lama). Hal ini kadang lebih penting dibanding selisih harga yang tidak terlalu banyak. Juga layak dipertimbangkan adalah seberapa baik reputasi sebuah produsen kamera melayani keluhan pelanggannya.

Berapa anggaran kita

Anggaran merupakan faktor penting dalam menentukan kamera yang akan dibeli.  Berdamai-lah dengan uang, membangun sistem SLR tidak hanya membutuhkan kamera, namun juga lensa dan beberapa aksesori penting lainnya (software pengolah foto, komputer, tripod, filter, flash, tas kamera, batere cadangan dll). Kalau dikantong ada Rp.20 Juta, tidak bijak kalau semuanya dihabiskan untuk kamera saja. Membangun sistem SLR adalah jalan panjang yang bisa menguras isi kantong jika tidak disiplin anggaran. Ada saran dari fotografer senior bahwa memiliki lensa yang berkualitas membuat foto kita lebih bagus dibanding jika memiliki kamera bagus namun lensanya jelek.

Seberapa serius anda

2538286816_e8affcf51b_o
Penting ditanyakan adalah seberapa serius anda ingin terjun ke dunia fotografi. Jika sejak awal anda ingin terjun serius ke dalam fotografi, jangan jauh – jauh dari Nikon atau Canon. Kedua produsen ini adalah penguasa pasar kamera SLR. Delapan dari 10 kamera SLR memiliki logo Canon atau Nikon di body-nya (masing-masing sekitar 40%). kenapa mereka bisa sebegitu dominan? jawabannya adalah karena mereka juga serius. Fotografer pro pada waktunya akan memerlukan lensa atau aksesori khusus untuk memenuhi kebutuhan kerjanya. Flash khusus macro atau lensa 600mm dengan stabilizer misalnya, Nikon dan Canon menyediakan beragam aksesori yang bisa memenuhi kebutuhan kita, dan lebih penting lagi stok-nya tersedia di kota kita (atau paling tidak di Jakarta). Berbeda kalau kita tidak punya tuntutan “segila” itu, saya rasa salah satu dari 9 merek diatas akan mampu mencukupi kebutuhan kita.
Jadi Canon, Nikon atau merk lain? ah…jangan mulai deh!
Berikan tanggapan anda melalui komentar dibawah.
belajarfotografi.com